Setelah sekitar sebulan tinggal di Madinah, beliau diajak ibunya kembali ke Mekah. Dalam perjalanan pulang dari Madinah, sang ibu sakit lalu wafat di suatu tempat bernama Abwa’ dan juga dimakamkan di sana, ketika itu beliau berusia 6 tahun.
Baca Juga: Ini Harapan Warga Kota Bandung di HJKB ke 213 Tahun
Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, ketika Nabi Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya pun wafat dalam usia 80 tahun.
Sesuai dengan wasiat Abdul Muthalib, maka Nabi Muhammad selanjutnya diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Ketika berusia 12 tahun, Nabi Muhammad ikut pamannya ini berdagang ke negeri Syam. Di tengah-tengah perjalanan, kafilah Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang sangat alim bernama Buhaira.
Pendeta tersebut mengetahuo tanda-tanda kenabian atas diri Muhammad. Maka, ia berpesan kepada Abu Thalib agar benar-benar melindungi beliau dan segera mengajaknya kembali pulang, karena khawatir terjadi sesuatu jika bertemu dengan orang Yahudi.
Baca Juga: Pemkot Bandung Akan Perpanjang Masa Darurat Sampah
Abu Thalib pun segera menyelesaikan urusan dagangnya dan segera membawa pulang keponakannya itu kembali ke Mekah.
Sebagaimana biasanya pada masa usia anak-anak kala itu, beliau bekerja mengembala kambing milik keluarganya, juga milik orang lain yang dipercayakan padanya.
Pekerjaan ini membuahkan pengalaman amal baik pada diri beliau, karena pekerjaan ini membutuhkan keuletan, ketabahan, ketenangan dan keterampilan.