Puisi Islami Karya Sastrawan Indonesia Beserta Maknanya

- 23 Agustus 2023, 08:26 WIB
Puisi Islami Karya Sastrawan Indonesia Beserta Maknanya
Puisi Islami Karya Sastrawan Indonesia Beserta Maknanya /YouTube Elang Malam

BERITA MAJALENGKA Sejumlah sastrawan Indonesia menjadikan karyanya sebagai bentuk kecintaan pada Sang Pencipta, termasuk dalam bentuk puisi.

Sebagian di antara karya yang lahir sebagai puisi disebut orang-orang sebagai karya sastra religi atau puisi religi. Sebagian lainnya menyebut dengan frasa berbeda, yakni puisi Islami.

Sastrawan Indonesia, di antaranya Chairil Anwar, Taufik Ismail, hingga Abdul Hadi WM, banyak menelusurkan puisi-puisi Islami.

 

Berikut puisi Islami karya sastrawan Indonesia beserta maknanya.

Baca Juga: 7 Trik Mudah Membaca Sifat Orang Lain

Do’a (Chairil Anwar)

Tuhanku dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku aku hilang bentuk remuk

Tuhanku aku mengembara di negeri asing

Tuhanku di pintu-Mu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling

Baca Juga: Resep Masakan: Cumi Bakar Jimbaran Ala Devina Hermawan, Enak dan Menambah Nafsu Makan

Puisi dari Chairil Anwar ini mengungkapkan tema religi dan ketuhanan yang begitu kental, transparan serta mudah dipahami oleh siapapun.

Dalam puisi ini, sang penyair juga berusaha menegaskan bahwa jika tak menemukan solusi dalam permasalahan hidup, Tuhan selalu menjadi satu-satunya tempat terbaik untuk kembali.

Kalimat ‘Pengembaraan di negeri Asing’ merupakan perumpamaan untuk mngingatkan kita bahwa pada hakikatnya hidup ini hanyalah sebuah perjalanan dan suatu saat kita akan kembali ke tempat kita berasal.

Baca Juga: Buruan Sae Jadi Salah Satu Solusi Kota Bandung Hadapi El Nino

Sajadah Panjang (Taufik Ismail)

Ada sajadah panjang terbentang

Dari kaki buaian sampai ke tepi kuburan

Hamba kuburan hambabila mati

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan sujud di atas sajadah yang panjang ini

Diselingi sekadar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu

Mengukur jalanan seharian

Begitu terdengar suara adzan

Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tertunduk dan rukuk

Hamba sujud dan tak lepas kening hamba

Mengingat diKau sepenuhnya

Baca Juga: Dalam Sepekan, Sat Narkoba Polresta Bandung Berhasil Mengamankan Puluhan Ribu Obat Keras Sebanyak 53.000 Butir

Syair ini banyak dikenal orang setelah ditransformasikan dalam bentuk lagu oleh Bimbo.

Puisi ini merupakan semacam pengingat pembacanya terhadap Tuhan. Penyair yang dikenal dengan karya yang bernafas sufistik ini membuat semacam pengakuan bahwa karya sastranya adalah sebuah dzikir.

Baca Juga: Antisipasi Dampak Kebakaran TPA Sarimukti, Plh Wali Kota Dorong Warga Kelola Sampah

Tuhan Kita Begitu Dekat (Abdul Hadi WM)

Tuhan kita begitu dekat

Sebagai api dengan panas

Aku panas dalam apimu

Tuhan kita begitu dekat

Seperti kain dengan kapas

Aku kapas dengan kainmu

Tuhan kita begitu dekat

Seperti angin dengan arahnya

Kita begitu dekat dalam gelap

Kini aku nyala pada lampu padammu

 

Pada puisi ini, penyair menunjukkan perasaan dekatnya dengan Tuhan. Ukurab merasa dekatnya seseorang dengan Tuhan adalah perbuatan baik yang telah dilakukan oleh seseorang.***

 

Editor: Rosma Nur Riana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah