BERITA MAJALENGKA - Kesyahidan Husain bin Ali yang mengorbankan nyawanya demi menegakkan keadilan dalam Islam telah menginspirasi banyak pemikir, intelektual, dan politisi di seluruh dunia.
Tragedi Karbala dan kesyahidan Husain bin Ali serta pasukannya yang terjadi pada 10 Muharram 61 Hijriyah adalah peristiwa yang memiliki nilai-nilai tinggi.
Sehingga para pemikir, intelektual, dan politisi memandang Husain bin Ali adalah sosok yang luar biasa.
Husain bin Ali menjadi syahid setelah menolak berjanji setia kepada penguasa tiran pada masanya, ia berkata,
“Jika kau tidak percaya pada agama dan tidak takut akhirat, maka setidaknya bebaslah dari tirani dan kesombongan.”
Baca Juga: Beberapa Dampak yang Ditimbulkan dari Pertempuran Karbala, Tempat Terbunuhnya Husain bin Ali
Atas dasar itulah kesyahidannya membuat para pemiki, intelektual, dan politisi belajar tentang sejarah Islam dan kisah Husain bin Ali.
Dikutip Berita Majalengka dari MEHR News Agency, berikut merupakan pandangan pemikir, intelektual, dan politisi dunia terhadap kesyahidan Husain bin Ali, cucu Rasulullah SAW.
1. Edward G. Brown, seorang orientalis Inggris terkenal telah menulis dalam bukunya, A Literary History of Persia,