BERITA MAJALENGKA – Dalam kalender Jawa disebut bulan Suro, sementara dalam kalender Hijriah adalah bulan Muharram.
Bulan Suro atau Muharram banyak disebut sebagai bulan sial menurut beberapa kalangan masyarakat.
Saat mendengar bahwa bulan Muharram atau bulan Suro, banyak anggapan sebagai bulan keramat.
Anggapan sebagian kalangan masyarakat mengenai bulan Muharram atau Suro ini dikaitkan dengan kesialan dan kemistisan.
Pada tanggal-tanggal tertentu bulan Muharram atau Suro ini, khususnya masyarakat Jawa menghindari menggelar acara besar seperti hajatan.
Saking pengeramatan dan menisbahkan kemistisan pada bulan ini sampai tidak berani bepergian jauh, karena khawatir ditimpa kesialan.
Lantas, benarkah jika bulan Muharram atau Suro ini merupakan bulan yang keramat dan sial?
Baca Juga: Jadwal Tayang Open BO Lagi Episode 7 Lengkap Link Nonton dan SPOILER: Kenapa Gina Menjauhi Billy?
Berikut ini jawaban Buya Yahya terkait pengeramatan dan sematan “sial” pada bulan Muharram atau Suro.
“Semua hari adalah baik. Hari jelek hanya ada satu, ketika manusia melanggar perintah dan larangan Allah. Bulan Suro merupakan bulan yang penuh rahmat bukan keramat,” ujar Buya Yahya.
“Jangan percaya dengan anggapan bahwa bulan suro adalah bulan keramat, itu merupakan bentuk su'udzon kepada Allah,” tegas Buya Yahya.
Baca Juga: Link Nonton dan Download Open BO Lagi Episode 1 2 3 4 5 6 Lengkap Jadwal Tayang hingga TAMAT
Dari pernyataan Buya Yahya di atas, jelas bahwa semua hari adalah bagus dan baik. Suatu penisbahan kekeramatan pada bulan Muharram atau Suro, menurutnya, adalah sikap buruk sangka kepada Allah Ta’ala.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِ بِيْ, yang artinya “Aku sesuai prasangka hamba-Ku.”
Allah sesuai dengan prasangka hambanya, jika menganggap bulan suro keramat dan sial, maka bisa saja kesialan akan menghampirinya.
Demikian ulasan terkait penjelasan bahwa bulan Suro atau Muharram adalah bulan sial menurut Buya Yahya.***