Masuki Bulan Muharram, Berikut Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura Beserta Niat dan Dalil Lengkap

31 Juli 2022, 13:15 WIB
Ilustrasi / Masuki Bulan Muharram, Berikut Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura Beserta Niat dan Dalil Lengkap /unspash.com/photos/Osman Köycü

 

BERITA MAJALENGKA - Sekarang ini kita sudah memasuki bulan Muharram. Pada bulan ini terdapat puasa sunnah yang dikenal yaitu puasa Tasu'a dan Asyura adalah puasa Sunnah.

Puasa Tasu'a pada tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2022 sedang puasa Asyura dilakukan hari berikutnya yaitu pada tanggal 8 Agustus. Puasa ini memiliki keutamaan yang rugi jika kita tidak diamalkan.

Dikutip Berita Majalengka dari Media Pakuan pada Miggu, 31 Juli 2022 dijelaskan sejarah puasa Tasu'a dan Asyura bermula dari kejadian Rasulullah Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah pada Rabiul Awal.

Baca Juga: Tanggal 31 Juli Memperingati Hari Apa? Berikut Penjelasannya, Lengkap dengan Peristiwa Penting

Setelah beberapa bulan bermukim di Madinah, Rasulullah melihat kaum Yahudi di Madinah yang melakukan puasa Asyura pada 10 Muharram.

Puasa ini dilakukan mereka sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas terbebasnya Nabi Musa dan umatnya dari kejaran Fir'aun beserta rombongan tentaranya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yaitu salah seorang sahabat, saudara sepupu Rasul yang dikenal sangat ahli dalam bidang tafsir Al-Qur’an.

Baca Juga: Memasuki Bulan Agustus, Berikut Daftar Peristiwa Penting Lengkap dengan Hari Libur Nasional

Rasulullah bertanya tentang alasan mereka melakukan puasa. Mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah.

Rasulullah pun bersabda : Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Rasulullah pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar ikut berpuasa." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910).

Setelah Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah pun beliau juga mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar turut berpuasa juga.

Setelah diwajibkannya puasa dalam bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Selepas itu, Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah SAW bersabda: Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912)

Dari Muawiyah bin Abu Sufyan RA, dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Hari ini adalah hari Asyura dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Sekarang, saya berpuasa, siapa yang mau, silakan puasa dan siapa yang tidak mau, silakan berbuka. (HR Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa. (HR At-Thabarani dalam Al-Mujamus Shagir).

Sedang untuk puasa Tasu'a atau disebut juga dengan puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه مسلم وأبو داود)

“Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya  mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepadanya bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani."

Maka Nabi bersabda : Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah SAW wafat. (H.R. Muslim, No: 1916, Abu Daud, No: 2089).

Oleh itu, umat Islam dianjurkan melakukan puasa Asyura dengan menambahkan di satu hari sebelumnya yaitu hari Tasua atau tanggal sembilan di bulan Muharram.

1. Niat Puasa Tasu'a

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala.

KoArtinya: Saya niat puasa Tasu'a, sunnah karena Allah Ta’ala.

2. Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala.

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler