Network
Pada tahun 2007, setelah Intifada kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan The Story of the Watermelon untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine.
Pada tahun 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamainya The Colours of the Palestinian Flag, yang pada saat itu telah dilihat banyak orang di dunia.
Baca Juga: Perhutani Bandung Utara Lakukan Mitigasi Bencana di Kawasan Hutan Cikole Lembang
Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina juga muncul pada tahun 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.
Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir kembali menginstruksikan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum dan melarang bendera tersebut berkibar.
Diikuti dengan Rancangan Undang-Undang pada bulan Juni tentang larangan mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.
Kemudian pada bulan Juni itu pula, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel memunculkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera.
Gambar semangka ditempelkan di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan tulisan, “Ini bukan bendera Palestina”.
Baca Juga: Film Indonesia di Netflix yang Tayang Bulan November, Bisa untuk Melepas Penat
Sebagai bentuk perlawanan dan dukungan untuk rakyat Palestina, Simbol Semangka ini muncul dalam karya seni, kaos, grafis, poster, dan tentunya emoji semangka yang bertebaran di media sosial.
