Network
BERITA MAJALENGKA - India melaporkan infeksi COVID-19 mencapai level tertinggi setelah delapan bulan pada hari Rabu, 19 Januari 2020.
Seorang ilmuwan pemerintah memperingatkan bahwa kasus COVID-19 tertinggi ini didorong oleh varian Omicron.
Pihak berwenang mengatakan Omicron menyebabkan lebih sedikit pasien rawat inap dan kematian daripada varian Delta, yang menewaskan ratusan ribu tahun lalu.
Dilansir Berita Majalengka dari Reuters pada Rabu 19 Januari 2020, Tarun Bhatnagar dari ICMR-National Institute of Epidemiology di Chennai mengatakan dampak dari peningkatan infeksi saat ini akan muncul dengan jeda waktu.
Baca Juga: Ketahui Sumber Energi yang Dibutuhkan Manusia: Karbohidrat, Protein, dan Lemak
"Kami harus khawatir tentang pasien rawat inap dan kematian dan itu akan datang nanti," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon, pada Rabu, 19 Januari 2020.
India melaporkan 282.970 infeksi baru selama 24 jam terakhir, tertinggi dalam delapan bulan, sehingga total menjadi 37,9 juta, tertinggi kedua secara global di belakang Amerika Serikat.
Kematian mencapai angka 441 kematian, termasuk 83 dari gelombang sebelumnya, menjadikan penghitungan nasional salah satu yang tertinggi tahun ini.
Sementara tingkat infeksi baru-baru ini turun di kota-kota besar India, para ahli mengatakan kasus secara nasional dapat mencapai puncaknya pada pertengahan bulan depan.
