Profil dan Biografi Pencipta Lagu 'Indonesia Raya' Wage Rudolf Supratman

3 Agustus 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi W.R Supratman / Profil dan Biografi Pencipta Lagu 'Indonesia Raya' Wage Rudolf Supratman /

BERITA MAJALENGKA – Wage Rudolf Supratman atau yang lebih dikenal dengan W. R. Supratman adalah orang yang menciptakan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

W.R.Supratman lahir pada hari Jum’at Wage tanggal 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Lahir di Desa Somongari tidak menjadikan W.R.Supratman menetap tinggal di sana.Tiga bulan setelah lahir, orang tuanya membawanya ke Jatinegara.

Baca Juga: Mengenang Kisah Cinta Ir. Soekarno dengan Inggit Garnasih, Simak Penjelasannya

Ayah W.R.Supratman bernama Sersan Jumeno Senen yang menjadi seorang tentara KNI, memindahkan akta kelahiran W.R.Supratman yang tadinya dari Desa Somongari menjadi dari Desa Jatinegara.

W.R. Supratman memulai pendidikan di Frobelschool (sekolah taman kanak-kanak) Jakarta pada 1907, saat usianya 4 tahun. Setelah tinggal bersama kakanya Ny. Rukiyem di Makasar, W.R. Supratman melanjutkan pendidikannya di Tweede Inlandscheschool (Sekolah Angka Dua) dan menyelesaikan pada tahun 1917.

Pada tahun 1919,  W.R. Supratman lulus ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE, ujian untuk calon pegawai rendahan). Setelah lulus KAE, Wage melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru).

Baca Juga: 8 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Memiliki Hubungan Sehat Simak Penjelasannya Menurut Psikologi

Dilansir Berita Majalengka dari Unggahan Kemendikbud pada tanggal 19 Maret 2020, bahwa Supratman diberikan hadiah oleh kakak Iparnya W.M. Van Eldick sebuah biola saat ulang tahunnya yang ke-17. Hal tersebut sebagai awal karir W.R.Supratman dimulai pada dunia musik.

Bersama dengan Van Eldik, Ia mendirikan Grup Jazz Band bernama Black And White. Kepandaian W.R. Supratman dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan, yang salah satu diantaranya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia, “Indonesia Raya”.

Puncak karir WR Supratman ketika Ia pindah dari Makassar ke Bandung dan memulai karir jurnalistik dengan menjadi wartawan pada surat kabar Kaoem Moeda pada tahun 1924.

Baca Juga: Beberapa Hal yang Harus Dilakukan untuk Memelihara Kekuatan Batin Berdasarkan Psikologi, Simak Penjelasannya

Setahun kemudian, ia pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan Surat Kabar Sin Po. Sejak saat itu ia rajin menghadiri rapat-rapat organisasi pemuda dan rapat-rapat partai politik yang diadakan di Gedung Pertemuan di Batavia, sejak saat itulah W.R Supratman berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Tahun demi tahun berlalu, hingga tiba pada tahun 1938 ditanggal 7 Agustus. W.R. Supratman ditangkap Belanda di studio Radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep) di Jalan Embong Malang Surabaya, lantaran lagunya yang berjudul “Matahari Terbit”.

Lagu tersebut dinyanyikan pandu-pandu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) di radio tersebut dan dianggap wujud simpati terhadap Kekaisaran Jepang.

Baca Juga: 17 Twibbon Hari Pramuka ke-61, Tinggal Klik Link Langsung Download, Desain Menarik dan Variatif  

Sempat ditahan, WR Supratman kemudian dilepas setelah Belanda tidak dapat menemukan bukti-bukti bahwa dirinya bersimpati kepada Jepang.

Kondisi kesehatannya pun semakin menurun, pada 17 Agustus 1938 (Rabu Wage) W.R. Soepratman meninggal dunia di Jalan Mangga No. 21 Tambak Sari Surabaya karena gangguan jantung yang dideritanya.

Alm. W.R Supratman dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler