China Sempat Diancam, Sekarang Siap Bantu Rusia, Sekarang Amerika Ketakutan

16 Maret 2022, 09:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China 4 Februari 2022. /Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS

 
BERITA MAJALENGKA- Rusia sebagai negara yang netral dalam PBB saat ini masih bergejolak berperang bersama Ukraina.

Pada perang ini menjadi perhatian di seluruh dunia termasuk China, yang sempat diancam Amerika Serikat jika membantu Rusia.

Namun telah diputuskan China bahwa akan mengirim bantuan ekonomi ke Rusia dalam konflik Ukraina.

Saat ini untuk bantuan militer China masih akan mempertimbangkan hal itu.

Bantuan China kepada Rusia membuat Amerika Serikat merasa ketakutan karena konflik tersebut berpotensi akan semakin membesar.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan memberikan peringatan bertemu dengan diplomat top China, Yang Jiechi di Roma pada Senin, 14 Maret 2022.

Ketika di Roma, pihak Amerika Serikat sempat berbicara kepada China tentang 'konsekuensi' jika membantu Rusia untuk menghindari sanksi besar-besaran atas perang di Ukraina.

Baca Juga: Suho EXO Akan Kembali, Simak Mini Album Solo Kedua 'Grey Suit'

Pertemuan antara Sullivan dengan mitra China tersebut membuat pejabat Amerika Serikat pesimis bisa mengarahkan Beijing untuk tidak mendukung Moskow.

Dilansir Berita Majalengka dari Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian pada 15 Maret 2022, seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan bahwa pertemuan yang berlangsung selama 7 jam tersebut bersifat intens dan tidak memungkinkan untuk ditunda-tunda.

Hasil pertemuan menunjukkan bahwa Rusia telah berpura-pura tertarik pada diplomasi sambil mempersiapkan invasi.

Pada pertemuan tersebut, delegasi Amerika Serikat mengaku tidak mengharapkan diplomat China untuk bernegosiasi.

“Pertemuan ini bukan tentang negosiasi atau hasil tertentu, tetapi tentang pertukaran pandangan yang jujur dan langsung,” kata pejabat tersebut.

Ditanya tentang keberhasilan negosiasi dengan China, pejabat Amerika Serikat tersebut menjawab bahwa hal terpenting untuk saat ini adalah komunikasi yang baik.

Baca Juga: Nonton Forecasting Love and Weather Ep 9 dan 10, Simak Sinopsis Park Min Young dan Song Kang

"Saya kira itu tergantung bagaimana Anda mendefinisikan apa itu keberhasilan, tetapi kami percaya bahwa pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka antara Amerika Serikat dan China, terutama ketika kami berseberangan pendapat," ujarnya

Kemudian, Amerika meninggalkan pertemuan di Roma tersebut dengan rasa pesimis dan berharap China akan berubah pikiran untuk mendukung Rusia.

“Kuncinya adalah pertama-tama membuat China memperhitungkan kembali dan mengevaluasi posisi mereka. Kami tidak melihat adanya tanda-tanda evaluasi ulang itu,” kata pejabat Amerika Serikat yang lainnya.

“Mereka(China) telah memutuskan akan memberikan dukungan ekonomi dan keuangan, dan mereka menggarisbawahi hal itu hari ini. Yang jadi pertanyaan sekarang, apakah mereka akan berbuat lebih jauh?” katanya lebih lanjut.

Daftar belanja militer Rusia yang teratas di China adalah drone bersenjata dan berbagai bentuk amunisi. Namun, Amerika Serikat menilai bahwa transaksi militer apa pun tidak akan berjalan mudah.

Saat ini, Rusia sangat terdesak membutuhkan bantuan ekonomi dan keuangan dalam menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Rusia tidak dapat mengakses hampir semua cadangan emas dan valuta asingnya senilai 640 miliar dolar atau setara Rp9,1 kuadriliun.

Namun, Rusia masih memegang sebagian dari cadangan tersebut dalam mata uang yuan, sehingga China akan dapat turun tangan untuk memberikan bantuan.

Amerika Serikat dibuat kebingungan karena tidak bisa mengarahkan China untuk tidak ikut campur dengan Rusia.

Jika China mendukung Rusia dalam pertikaiannya dengan barat, pemerintahan Joe Biden akan mengalihkan fokusnya untuk membujuk sekutu, khususnya di Eropa agar memikirkan kembali hubungan mereka dengan China.

Pejabat Amerika Serikat tersebut percaya bahwa kuncinya adalah proses dialog yang hati-hati dengan Eropa tentang apa yang diungkapkan China tentang tujuan globalnya.

“Tujuan kami pada dasarnya adalah untuk merangkul China dengan hati-hati dan membiarkan orang Eropa tahu apa yang kami lakukan selama ini. Tetapi jika sudah jelas bahwa China bergerak ke arah lain, biarlah,” ujar pejabat tersebut.

Sebelumnya juga Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping pernah bertemu di Beijing dan mengumumkan kemitraan strategis yang bertujuan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat.***

Disclaimer, berita ini pernah tayang dengan judul Sempat Ancam China yang akan Bantu Rusia, Amerika Serikat Kini Ketakutan: Apa Mereka Akan Berbuat Lebih Jauh?, Pikiran Rakyat/Hilmy Farhan.

Editor: Zalfah Alin Syarif

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler