Simak Kronologi Meninggalnya Ayu dan Bima Dalam KKN di Desa Penari, Widya Dihantui Badarawuhi

- 23 Mei 2022, 11:40 WIB
Simak Kronologi Meninggalnya Ayu dan Bima Dalam KKN di Desa Penari, Widya Sangat Dihantui Badarawuhi
Simak Kronologi Meninggalnya Ayu dan Bima Dalam KKN di Desa Penari, Widya Sangat Dihantui Badarawuhi /Antara Foto/

Hari pembekalan sebelum keberangkatan. Widya, Ayu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka. Wahyu dan Anton.

Setelah basa basi, bertanya seputar rencana KKN dari A sampai Z selesai, mereka akhirnya berangkat.


“Numpak opo dik kene??” (naik apa kita nanti?) kata Wahyu.
“Elf mas” jawab Nur.
“Sampe deso’ne numpak Elf dik?” (sampai desanya naik mobil Elf dik?)
“Mboten mas. berhenti di jalur Alas D engken enten sing jemput” (tidak mas, nanti berhenti di jalur hutan D, nanti ada yang jemput) sahut Nur.

Mendengar itu, Widya bertanya ke Ayu. “Yu, deso’ne ra isok di liwati mobil ta?” (Yu, apa desanya gak bisa di masuki mobil”

Ayu hanya menggelengkan kepala. “Ra isok, tapi cedek kok tekan dalan gede, 45 menit palingan” (gak bisa, tapi dekat kok dari jalan besar, 45 menit kemungkinan)

Disinilah cerita ini di mulai.

Sesuai apa yang Nur katakan. Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S, tanpa terasa hari sudah mulai petang, di tambah area dekat dengan hutan, membuat pandangan mata terbatas, belum sampai disana, gerimis mulai turun. Lengkap sudah.

Setelah menunggu hampir setengah jam, terlihat dari jauh, cahaya mendekat, Nur dan Ayu langsung mengatakan bahwa mereka yang akan mengantar.
Rupanya, yang mengantar adalah 6 lelaki paruh baya, dengan motor butut.

“Cuk. sepedaan tah” kata Wahyu, spontan, saat itu ada yang aneh

Entah disengaja atau tidak, ucapan yang di anggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat wahyu.
Hanya saja, yang memperhatikan semua sedetail itu, hanya Widya seorang. apapun itu, semoga bukan hal yang buruk.

Halaman:

Editor: Zalfah Alin Syarif

Sumber: utara times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah