BERITAMAJALENGKA – Pemanasan global alias global warming kini telah berakhir dan berganti era menjadi pendidihan global atau global boiling.
Hal tersebut dinyatakan langsung oleh sekjen PBB melalui pidatonya terkait perubahan suhu panas hingga global boiling.
Antonio Gueterres menyatakan bahwa “Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah tiba”.
Baca Juga: PBB Menyatakan Bumi Alami Pendidihan Global, Bukan Lagi Global Warming
Penyebab global boiling atau pendidihan global karena penggunaan gas emisi karbon dan efek dari rumah kaca. 80% penyumbangnya ialah negara G20 yang salah satunya adalah Indonesia.
Rata-rata suhu bumi selama ini adalah 14 derajat celcius, dan sudah naik 1.1 derajat celcius pada bulan Juli lalu.
Bahkan bulan Juli pun ditetapkan sebagai bulan terpanas sepanjang sejarah manusia saat ini.
Baca Juga: IJTI Gelar Jambore Jurnalis TV, Seminar Kebencana Jadi Salahsatu Fokus Utama dalam Acara
Selain menjadi bulan terpanas, Juli juga menjadi bulan dengan suhu lautan tertinggi sepanjang tahun ini.
Dengan meningkatnya suhu panas, dibeberapa belahan dunia bahkan suhu mencapai 40 derajat celcius hingga 56 derajat celcius tentunya memiliki dampak negatif .
Dampak negatif global boiling bagi allam dunia ialah menjadi penyebab beberapa bencana di seluruh dunia. Setidaknya tercatat enam bencana yang telah terjadi, diantaranya:
Kebakaran hutan yang berlangsung berhari-hari di Yunani.
Di Kanada terjadi kebakaran hutan dengan luas area sepuluh hektar.
Kebakaran hutan dengan luas 5000 hektar terjadi di Spanyol.
Suhu mencapai 48 derajat celcius di Italia.
Di gunung Rinjani Lombok terjadi kebakaran hutan pada area seluas 135 hektar.
Tercatat suhu tertinggi di Amerika Serikat ialah 54 derajat celcius.
Itulah 6 dampak negatuf global boiling yang telah terjadi bahkan merusak alam sekitar. Bencana alam inopun terjadi di seluruh dunia.***