Sejarah Singkat Candi Borobudur, yang Merupakan Candi Budha Terbesar di Dunia

- 10 Agustus 2023, 16:05 WIB
Wisata Candi Borobudur di Yogyakarta yang termasuk dalam 5 Keajaiban Dunia.
Wisata Candi Borobudur di Yogyakarta yang termasuk dalam 5 Keajaiban Dunia. /Tangkapan Layar YouTube Bot TV/

Baca Juga: Planing dan Budgeting untuk Sekolah Anak Ala Prita Ghozie Sebagai Petunjuk Orang Tua yang Open Minded

Untuk mencegah genangan dan kebanjiran, seratus pancuran pun dipasang di setiap sudut. Masing-masing dengan rancangan yang unik berbentuk kepala raksasa atau Makara yaitu makhluk legendaris dalam mitologi Hindu.

Candi Borobudur terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelatara melingkar dan satu stupa induk di tengahnya. Pada dindingnya dihiasi oleh 2.672 panel relief. Borobudur memiliki koleksi relief terlengkap dan terbanyak di dunia.

Selain relief, di Candi Borobudur juga terdapat 504 arca budha. Dari jumlah ini, sekitar 300 arca telah dirusak. Terdapat perbedaan pada mudra atau posisi sikap tangan arca budha tersebut, diantaranya Bhumisparsa Mudra yaitu melambanngkan bumi sebagai saksi, Wara Mudra yaitu melambangkan kedermawanan, Dhyana Mudra yang melambangkan semedi atau meditasi, Abhaya Mudra yang melambangkan ketidakgentaran, Wirtaka Mudra yang melambangkan akal budi dan Dharmachakra Mudra yang melambangkan pemutaran roda kebenaran.

Baca Juga: Fokus Pada Perkembangan Pariwisata, Pemprov Jabar Kukuhkan 855 Duta Wisata Dari Kalangan Milenial

Borobudur ini dibangun dengan tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi yang lain, yang ada adalah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit.

Borobudur pada awalnya lebih berfungsi sebagai stupa daripada kuil atau candi, stupa memang dimaksud sebagai bangunan suci untuk memuliakan budha.

Borobudur dipercaya sebagai manifestasi kehidupan manusia yang terbagi menjadi tiga tingkat yaitu pertama, Kamadhatu yaitu bagian kaki Borobudur yang melambangkan dunia yang masih dikuasai oleh kama atau nafsu rendah, kedua adalah Rupadhatu yaitu dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tapi masih terikat oleh rupa dan bentuk, tingkatan ini juga menggambarkan alam antara alam bawah dan alam atas.

Ketiga, Arupadhatu, yang berarti tidak berupa dan tidak berwujud. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah terbebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa tapi belum mencapai ke nirwana.

Baca Juga: Diakhir Kepemimpinan Ridwan Kamil, Jawa Barat Tawarkan Proyek Infrastruktur Hijau dan Hilirisasi

Halaman:

Editor: Rian S. Putra

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah