Nadiem Makarim Sebut Pemerintah Sudah Izinkan Pembelajaran Tatap Muka Sejak Lama

- 19 Maret 2021, 00:00 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim buka suara soal pembelajaran tatap muka, da menyebut bahwa pemerintah telah mengizinkan telah lama pelaksanaannya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim buka suara soal pembelajaran tatap muka, da menyebut bahwa pemerintah telah mengizinkan telah lama pelaksanaannya. /Instagram.com/@nadiemmakarim/Instagram @nadiemmakarim

PR MAJALENGKA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim melakukan klarifikasi saat melakukan Rapat Kerja bersama DPR RI.

Nadiem Makarim menyebut bahwa dari awal tahun 2021, sekolah sudah diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka langsung terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan.

Sekolah menurutnya sudah terlalu lama tidak melakukan pembelajaran tatap muka, tepatnya selama satu tahun akibat pandemi Covid-19, hal itu menurut dia menimbulkan dampak negatif dan berkepanjangan.

Baca Juga: Beberkan Data, GothamChess Ungkap Fakta Soal Dewa Kipas

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari kanal YouTube DPR RI pada 18 Maret 2021, dampak negatif yang pertama yakni peserta didik putus sekolah.

Menurutnya, anak jadi harus bekerja membantu kebutuhan orangtuanya, dan banyak orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar.

Dampak negatif kedua, penurunan capaian belajar, perbedaan akses, dan kualitas terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda akan mengalami kesenjangan belajar.

Baca Juga: Bus Pemerintah Afghanistan Dibom, 4 Orang Tewas dan 9 Orang Luka-luka

Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa studi menemukan pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan pelajaran jarak jauh.

Adapun dampak negatif ketiga yakni kekerasan pada anak, dan risiko eksternal, banyak sekali menurut dia anak yang terjebak kekerasan rumah tangga tanpa terdeteksi oleh guru.

Risiko eksternalnya terdapat peningkatan resiko untuk pernikahan dini terutama pada anak perempuan yaitu kehamilan remaja.

Baca Juga: Rayakan Penampilan Perdananya di NPR, Justin Bieber Bawakan Lagu Baru

Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini untuk perempuan yang memiliki pekerjaan akan berdampak, dan beban lebih besar, karena yang tadinya harus bekerja di luar terhambat karena harus menjaga anak di rumah.

Dia juga menyebut bahwa meski daerah zona hijau, dan kuning dipertengahan tahun 2020 sudah diperbolehkan tatap muka, namun pemerintah daerah masih memilih PJJ.

Bulan Januari 2021, diia menyebut bahwa semua zona di perbolehkan untuk melakukan tatap buka terbatas tergantung Pemerintah Daerah masing-masing wilayah.

Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Dicoret dari All England Open 2021, Menpora Siap Sampaikan Protes ke BWF

Adapun alasannya untuk anak yang tidak terfasilitasi belajarnya di rumah, tetap bisa melakukan pembelajaran melalui tatap muka terbatas.

Namun, kenyataanya dia menyebut bahwa di Indonesia hanya 15 persen sekolah yang melakukan tatap muka terbatas. Maka dari itu, dia menyebut dilakukannya vaksinasi Covid-19 sebagai solusi untuk mendorong angka kenaikan tatap muka terbatas.

"Hasil riset secara global telah menemukan anak muda lebih sedikit terinfeksi," ujar Nadim, Kamis, 18 Maret 2021.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka akan Direalisasikan Juli 2021, Nadiem: Hasil Riset Usia 3-30 Tahun Memiliki Resiko Rendah

Di samping itu, Nadiem Makarim mengatakan bahwa dari empat Negara kawasan Asia Timur dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka adalah Indonsia, 23 Negara lainnya sudah melakukan pembelajaran tatap muka.

Nadiem Makarim pun menyampaikan bahwa dia khawatir Indonesia tertinggal.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x