Asal-Mula Takjil di Indonesia: Dari Ramadhan Jadi rebutan di Masyarakat Non-Muslim

- 20 Maret 2024, 07:34 WIB
Kurma yang kaya serat sebagai takjil buka puasa memiliki banyak manfaat.
Kurma yang kaya serat sebagai takjil buka puasa memiliki banyak manfaat. /PEXELS/Naim Benjelloun

Dalam bahasa Arab, istilah "menyegerakan" dalam hadits tersebut memiliki medan semantik, yaitu ajjala–yu'ajjilu–ta'jilan yang artinya momentum, tergesa-gesa, menyegerakan, atau mempercepat. Dari situ, takjil diasosiasikan dengan anjuran menyegerakan berbuka puasa.

Lebih lanjut dikatakan bahwa tradisi takjil dimiliki setiap komunitas Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Snouck Hurgonje dalam laporannya setelah mengunjungi Aceh pada 1891-1892, De Atjehers, mencatat bahwa masyarakat lokal telah mengadakan buka puasa (takjil) di masjid beramai-ramai dengan menyajikan ie bu peudah atau bubur pedas.

Baca Juga: Bocoran dan Link Nonton Private Bodyguard Episode 5 TERBARU Lengkap Jadwal Tayang Setiap Hari Apa Jam Berapa

Riwayat lain mencatat bahwa takjil jadi salah satu sarana dakwah Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa sejak sekitar abad ke-15. Suara Muhammadiyah menyebut, tradisi takjil dilakukan di Masjid Kauman Yogyakarta pada 1950-an, dan sejak itu terus dilestarikan Muhammadiyah dan akhirnya populer di kalangan masyarakat Muslim Indonesia.

Profesor Munir Mulkhan dalam bukunya Kiai Ahmad Dahlan & Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan (2010) merangkum, Muhammadiyah berperan besar dalam mempopulerkan takjil saat Ramadan. Munir menyebut, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid salah satunya mempopulerkan tradisi menggelar takjil untuk menyegerakan kaum muslimin berbuka puasa.***

 

Halaman:

Editor: Arief Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah