Aktivis Reformasi 98 Sebut Relawan yang Dianiaya adalah Pahlawan Demokrasi

- 31 Desember 2023, 17:06 WIB
Peristiwa penganiayaan relawan Ganjar di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH, Boyolali.
Peristiwa penganiayaan relawan Ganjar di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH, Boyolali. /Foto : screenshot video medsos

BERITA MAJALENGKA – Gerakan Aktivis (GERAK) 98 mengencam keras penganiayaan yang terjadi atas relawan paslon Capres Cawapres Ganjar Mahfud, di Yogyakarta dan Boyolali, Jawa Tengah.

Relawan yang dianiaya tersebut merupakan pahlawan demokrasi, karena berani menunjukkan loyalitas atas pilihan bebas untuk pesta demokrasi 2024 mendatang.

“Kami mengecam keras penganiayaan dan mendesak agar TNI POLRI mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai ada lagi Tragedi Semanggi Jilid Kedua, orang diculik dan sampai sekarang tidak tahu di mana keberadaannya. Turut prihatin atas kejadian, mereka yang dianiaya adalah pahlawan reformasi,” ujar Juru Bicara GERAK (Gerakan Aktivis) 98 Jeffri Lambok.

Baca Juga: Jelang Malam Pergantian Tahun, Bandung Diguyur Hujan Deras, Ini Ramalan Cuaca BMKG di Berbagai Daerah

Jefftri menambah, perjuangan para relawan tersebut sama dengan perjuangan para aktivis yang terus mengawal reformasi agar berjalan tegak lurus hingga kini. Jangan sampai reformasi yang sudah berjalan dan pesta demokrasi kali ini dirusak oleh orde baru gaya baru (neo orde baru).

Menurut dia, akar-akar nilai orde baru sudah terlihat secara gamblag. Salah satunya, adanya upaya menghalalkan segala cara untuk kekuasaan yang dipertontokan tanpa malu.

"Legalitas menabrak legitimasi moral, mulai dari MKMK hingga penggunaan aparatus negara dalam prosesnya," tegasnya.

Karena itu, semangat 25 tahun Reformasi perlu terus digaungkan untuk melawan embrio pemimpin tirani. Hal tersebut merupakan skenario terburuk demokrasi yang sama-sama tidak diinginkan seluruh rakyat Indonesia.Baca Juga: Lirik Lagu ‘Ku Mencintamu’ Oleh Haddad Alwi Feat Rans Family dan Atta Halilintar

"Tahun ini 2024 adalah tahun genting, 'vivere pericoloso'. Jawabnya adalah melawan atau kita jangan berharap kapal Indonesia dapat berlabuh menuju Indonesia Emas 2045," ujar dia.

Halaman:

Editor: Rian S. Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah