Siapa Saja Nama Pahlawan Revolusi yang Gugur Pada Peristiwa G30S/PKI? Simak Daftarnya

- 29 September 2023, 16:01 WIB
Siapa Saja Nama Pahlawan Revolusi yang Gugur Pada Peristiwa G30S/PKI? Simak Daftarnya
Siapa Saja Nama Pahlawan Revolusi yang Gugur Pada Peristiwa G30S/PKI? Simak Daftarnya /Instagram/@pahlawan_revolusi/

BERITA MAJALENGKA – Simak daftar nama pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI.

Pahlawan Revolusi merupakan gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur pada peristiwa pemberontakan G30S/PKI.

Gelar pahlawan revolusi diberikan oleh negara sesuai dengan Keputusan Presiden tahun 1965.

Berikut daftar nama pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI.

Baca Juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur Pada Peristiwa G30S/PKI

Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922. Saat masa pendudukan Jepang, ia mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan pendidikan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Ahmad Yani diangkat sebagai Komandan TKR Purwekerto.

Di tahun 1948, ia ikut dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI Muso di Madiun. Kemudian, Ahmad Yani diangkat menjadi Komandan Wehrkreise II saat Agresi Militer Belanda II.

Dalam pimpinannya, ia membentuk pasukan istimewa yang disebut Banteng Raiders selama melaksanakan operasi pemberantasan DI/TII di Jawa Tengah.

Baca Juga: Love Ice Cream Setiap Hari Apa? Cek Jadwal Tayang dan Link Nonton Legal Bukan di Telegram, LK21, Ngefilm21

Mayjen R Soeprapto

Mayjen R Soeprapto lahir pada 20 Juni 1920 di Purwokerto. Ia memulai pendidikan di Akademi Militer Kerajaan di Bandung, tetapi sempat berhenti karena kedatangan tentara Jepang di Indonesia.

Pada masa penjajahan Jepang, Soeprapto mengikuti kursus di Pusat Latihan Pemuda, kemudian bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat.

Setelah Indonesia merdeka, Soeprapto aktif merebut senjata Pasukan Jepang di Cilacap, ia bergabung dengan TKR di Purwokerto dan turut berperang dalam Pertempuran Ambarawa sebagai ajudan Panglima Besar Sudirman.

Saat dinas kemiliteran, Soeprapto pernah menjabat sebagai Kepala Staf Tentara. Teritorium IV Diponegoro di Semarang, Deputi Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera di Medan, dan Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat Jakarta.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Majalengka Hari Ini, Jumat 29 September 2023

Mayjen MT Haryono

Mayjen MT Haryono lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924. Ia menjalani pendidikan di Ika dai Gaku (Sekolah Kedokteran) pada masa penjajahan Jepang.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Haryono bergabung dalam TKR sebagai Mayor. Ia pandai berbahasa Belanda sehingga terlibat dalam perundingan antara Indonesia dan Belanda atau Inggris.

Haryono juga pernah menjabar sebagai sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara.

Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Tetap di Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata.

Saat Konferensi Meja Bundar (KMB), Haryono bertugas sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia, kemudian diangkat menjadi Atase Militer RI untuk Belanda pada tahun 1950.

Pada tahun 1964, Haryono menjadi Direktur Intendans dan Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Baca Juga: Kronologi Persitiwa dan Tujuan G30S/PKI Serta Tujuh Jenderal yang Menjadi Korban

Mayjen S Parman

Mayjen S Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918. Ia bekerja sebagai Jawatan Kenpeitai selama masa pendudukan Jepang. Bahkan, sempat dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.

Setelah kemerdekaan Indonesia, S Parman diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta.

Kemudian, pada bulan Desember 1949 diangkat sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.

S Parman juga pernah belajar di Military Police School di Amerika Serikat pada tahun 1951. Sepulangnya, S Parman menjabatnya sebagai Atase Militer RI di London dan lima tahun kemudian bertugas sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat mayor Jenderal.

Baca Juga: Film Hati Suhita Tayang Dimana? Cek Link Nonton dan Download Legal Bukan di Telegram, LK21, Ngefilm21 FULL HD

Brigjen DI Pandjaitan

Brigjen DI Pandjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 9 Juni 1925. Pada masa pendudukan Jepang, ia belajar di pendidikan militer Gyugun, kemudian ditempatkan di Pekanbaru, Riau.

Setelah Indonesia Merdeka, Pandjaitan ikut membentuk TKR dan diangkat sebagai Komandan Batalyon.

Pada tahun 1948, ia menjabat sebagai Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi, kemudian sebagai Kepala Staf Umum IV Komandan Tentara Sumatera.

Selama Agresi Militer Belanda II, DI Pandjaitan bertugas sebagai Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), kemudian menjabat Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I Bukit Barisan di Medan.

DI Pandjaitan sempat menjabat beberapa jabatan sebelum akhirnya diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat dan mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Jadwal Tayang Pernikahan Dini The Series Episode 3 Lengkap Link Nonton Episode 3-10 Legal Bukan di Ngefilm21

Brigjen Sutoyo

Brigjen Sutoyo lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1922. Pada masa pendudukan Jepang, ia bersekolah di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, kemudian menjadi Pegawai negeri di Kantor Kabupaten di Purworejo.

Setelah Indonesia Merdeka, Sutoyo bergabung dengan TKR di bagian kepolisia, lalu menjadi anggota Corps Polisi Militer.

Kemudian, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto dan kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

Setelah itu, Sutoyo berturut-turut menjadi Kepala CPM Yogyakarta dan Komandan CPM Detasemen III Surakarta, Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer 1954 dan tahun 1956 Asisten Atase Militer RI untuk Inggris.

Pada tahun 1961, Sutoyo bertugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat.

Baca Juga: Pernikahan Dini The Series Episode 3 Kapan Tayang? Cek Jadwal Tayang dan Link Nonton Legal Bukan di Ngefilm21

Lettu Pierre A Tendean

Lettu Pierre A Tendean lahir pada 21 Februaru 1939 di Jakarta. Pada tahun 1962, ia selesai mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik, kemudian menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan.

Tendean ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia, kemudian pada bulan April 1965, ia diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution.

Itulah daftar nama pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI.***

Editor: Rosma Nur Riana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah