Status Kafir Kepada Non Muslim, Ini Kata Ketua Umum PBNU, Simak Ulasan Kisah Nabi Muhammad SAW

- 2 April 2022, 11:15 WIB
 Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengumumkan awal puasa Ramadhan, Minggu 3 April 2022.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengumumkan awal puasa Ramadhan, Minggu 3 April 2022. /nu.or.id

 


BERITA MAJALENGKA- Dalam islam status kafir di sematkan kepada orang orang yang tidak memeluk agama islam.

Namun ada beberapa konteks yang dimana tidak semua non muslim itu kafir, terlihat dari kisah Nabi Muhammad SAW, Saat risalah Islam didakwahkan, Nabi ditentang dan dimusuhi oleh kafir Quraisy. Dalam banyak kitab tafsir, mereka sering disebut sebagai kuffâru Makkah.

Pengikut Yahudi kebanyakan tinggal di Yatsrib, yang kelak namanya diganti Madinah, bersama suku Aus dan Khazraj. Sementara orang-orang Nasrani kebanyakan tinggal di Yaman, beberapa ratus mil dari pusat dakwah Nabi.

Mereka disebut sebagai Ahlul Kitâb. Sebelum Nabi hijrah ke madinah, orang Yahudi sering mengharap kedatangan Nabi untuk menguatkan kedudukan mereka sebagai pemuluk monoteisme melawan bangsa Arab yang pagan.

Tetapi, setelah Nabi hijrah ke Madinah, orang Yahudi mengingkari kenabian Muhammad. (Lihat QS. al-Baqarah/2: 89).

Mereka kecewa karena Nabi yang ditunggu-tunggu itu, yang tersebut dalam kitab suci mereka, ternyata berasal dari keturunan Arab, bukan dari Bani Israel. Mereka menentang Nabi dan bahkan berkomplot dengan kafir Quraisy memusuhi Nabi. Perhatikan redaksi dalam QS. al-Bayyinah/98: 1 berikut ini:

“Orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata.”

Jika kita gunakan analisis bahasa, dalam ayat itu tersebut kata ‘min’ yang oleh mufasir disebut lit tab’îdz yang artinya sebagian. Jadi, orang kafir itu sebagian berasal dari Ahlul Kitâb. Artinya, tidak semua Ahlul Kitâb itu kafir.

Ahli Kitab terdiri dari Yahudi dan Nasrani, demikian pendapat jumhûr ulama. Ada juga yang berpendapat, selain umat Yahudi dan Nasrani, Ahlul Kitâb juga mencakup pemeluk agama Majusi (penganut ajaran Zarathustra), Hinduisme-Budhisme (penganut ajaran Budha), dan Konfusianisme (penganut ajaran Konfusius).

Halaman:

Editor: Zalfah Alin Syarif

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah