PR MAJALENGKA – Presiden Jokowi mengunjungi Sulawesi Barat yang diterjang gempa beberapa waktu lalu.
Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Instagram @jokowi yang diunggah pada Selasa, 19 Januari 2021 pagi, Presiden Jokowi berangkat menuju Sulawesi Barat bersama rombongan terbatas.
View this post on Instagram
“Pagi ini, bersama rombongan terbatas, di antaranya Menteri PUPR, saya ke Sulbar untuk memantau penanganan dampak bencana di Mamuju dan Majene,” ucap Presiden Jokowi dikutip Majalangka.pikiran-rakyat.com dari Instagram @jokowi.
Baca Juga: Sinopsis Miniseri Kulepas dengan Ikhlas Malam Ini: Adegan Reza dan Kejora Bikin Ngakak!
Sesampainya disana, Jokowi langsung meninjau kantor gubernur Sulawesi Barat yang terdampak gempa.
Kunjungan tersebut diunggah pada postingan selanjutnya.
View this post on Instagram
“Sebagian bangunan kantor gubernur Sulawesi Barat di Mamuju yang rusak setelah diguncang gempa 15 Januari lalu,” ucap Jokowi di laman Instagram.
Jokowi juga mengatakan jika penanganan gempa sedang dalam proses yang melibatkan beberapa pihak.
“Penanganan dampak bencana ini sedang berjalan yang melibatkan segenap pihak, dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, swasta, perguruan tinggi, juga para sukarelawan,” tuturnya.
Baca Juga: Ibu Denny Cagur Meninggal Dunia, 3 Artis ini Sampaikan Duka Citanya
Diketahui peninjauan tersebut Jokowi lakukan pada pukul 12.10 WITA, diketahui dari unggahan Instagram @jubir_presidenri.
View this post on Instagram
“Siang ini (19/1), pukul 12.10 WITA, Presiden @jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang mengalami kerusakan karena gempa di Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat,” tutur akun @jubir_presidenri.
Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Antara, sementara sebagian warga yang terdampak gempa masih bertahan di lokasi pengungsian.
Pengungsi yang terdampak diketahui sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.
Baca Juga: Ini 4 Tahapan Vaksinasi Covid 19 di Indonesia, Masyarakat Umum Masuk di Tahap Ini
Sebagian lagi warga terdampak memilih untuk mendirikan tenda tidak jauh dari rumahnya dan tempat terbuka.
“Kami tidak tahu sampai kapan akan bertahan di pengungsian, karena gempa susulan masih terjadi meskipun dengan goncangan lebih kecil,” tutur Mardi selaku warga terdampak.
“Masyarakat khawatir akan ada goncangan lebih besar dari sebelumnya, yang dapat mengakibatkan tsunami, sehingga warga tidak mau kembali dari pengungsian,” sambungnya.
Hingga kini, pemerintah telah mencatat daya pengungsi gempa yang terdampak di Kabupaten Majene mencapai 4.000 orang sementara di Kabupaten Mamuju sebanyak 15.000 jiwa.***