Penyebab Angin Puting Beliung yang Terjang Rancaekek, Bandung

22 Februari 2024, 10:20 WIB
Kondisi saat angin outing beliung melanda wilayah Rancaekek Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Rabu 21 Februari 2024. /Tangkapan layar video WAG Posko Info Relawan Bencana/

BERITA MAJALENGKA – Angin puting beliung telah menerjang Rancaekek, Bandung pada Rabu, 21 Februari 2024 sekitar pukul 16.00.

Angin puting beliung tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi dan membawa material terbang setinggi puluhan meter.

Beredar di media sosial, video yang memperlihatkan dahsyatnya pusaran angin yang menerbangkan material rumah-rumah yang dilewatinya.

Angin puting beliung disertai hujan lebat di Rancaekek telah memporak-porandakan berbagai bangunan, pohon, dan kendaraan.

Baca Juga: Link Nonton Tertawan Hati Episode 30 pada 21 Februari 2024 Lengkap Spoiler: Alyssa Dibikin Cemburu pada Mario

Akibat kondisi tersebut pun, Jalan Raya Bandung-Garut sempat terputus hingga terjadi kemacetan panjang karena banyak pohon dan reklame yang tumbang.

Selain pohon dan reklame yang tumbang, bencana tersebut juga mengakibatkan rusaknya bagian atap Gudang DLN PT Indoneftune, bagian atap PT Budi Agung Santosa, 10 warung semipermanen di sekitar Jalan Raya Bandung-Garut, Borma, dan PT Sinotex.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab terjadinya angin puting beliung tersebut.

Baca Juga: Bocoran Tertawan Hati Episode 30 pada 21 Februari 2024 Lengkap Link Nonton: Alyssa Cemburu pada Mario!

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan faktor utama pemicu terjadinya angin puting beliung di wilayah industri tersebut disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan awan kumulonimbus berbarengan dengan turunnya hujan lebat.

“Tampak hujan ekstrem dari radar lokasi kejadian. Puting beliung merupakan dampak ikatan pertumbuhan awan CB dan berlanjut hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat dan skala lokal,” kata Teguh Rahayu, dikutip dari PikiranRakyat.com pada Kamis, 22 Februari 2024.

Baca Juga: Nagita Slavina Rilis Lagu ‘Bersyukurlah’, Berikut Liriknya

Rahayu juga menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi dipengaruhi oleh suhu muka laut Indonesia yang saat ini relatif hangat dan mendukung penambahan suplai uap air ke udara.

“Suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen,” tambahnya.

Baca Juga: Link Nonton Harus Kawin Episode 1 2 3 4 5 6 7 FULL HD Lengkap Jadwal Tayang Setiap Hari Apa

Ketidakstabilan pada udara memacu proses pertumbuhan awan kumulonimbus yang dikenal juga sebagai ‘dalang’ penggerak badai, petir, atau kilat.

Sementara itu, BPBD Jawa Barat melaporkan wilayah terdampak bencana di antaranya; Kecamatan Rancaekek dan Cicalengka di Kabupaten Bandung, serta Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor di Kabupaten Sumedang.***

Editor: Rosma Nur Riana

Tags

Terkini

Terpopuler