Pembina Asrama Taruna di Papua Lakukan Pelecehan Seksual dan Kekerasan, Orang Tua: Ada Apa? Sengaja Ditutupi?

17 Maret 2021, 14:46 WIB
Sekolah Asrama Taruna Papua milik YPMAK di Kelurahan Wonosari Jaya-SP4, Timika, Papua. /ANTARA/Evarianus Supar

PR MAJALENGKA- Masyarakat telah diramaikan dengan kabar mengenai adanya pelecehan seksual dan tindakan kekerasan yang terjadi di Asrama Taruna, Papua.

Pasalnya kejadian tersebut menimpa puluhan siswa beserta siswi dan terjadi dalam rentan waktu yang cukup lama.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Antaranews.com, sekitar 25 orang siswa-siswi yang telah menjadi korban di Sekolah Berpola Asrama Taruna Papua Timika yang dilakukan oleh oknum pembina asrama.

Baca Juga: 3 Adegan dalam Drama Korea The Penthouse 2 yang Meraih Rating Tertinggi dari Para Penontonnya

Ironisnya kejadian tersebut baru terungkap ketika salah satu korbannya yang berusia enam tahun dengan inisial ST melaporkan perbuatan keji itu ke pembina asrama dan kepala sekolah.

Bermula dari ST yang terlihat menangis di kamarnya, sehingga kepala sekolah menanyainya.

ST yang masih duduk di taman kanak-kanak itu akhirnya bercerita mengenai pengalamanya terhadap DF.

Baca Juga: Waspada! 7 Ciri-ciri Istri yang Selingkuh, Salah Satunya Tidak Terbuka

Mendapat laporan tersebut, Polres Mimika dikabarkan bergegas menangkap pelaku oknum pembina DF setelah adanya laporan tersebut.

Kepala Satuan Reskrim Polres Mimika, AKP Hermanto mengatakan bahwa diketahui tindakan pelecehan seksual yang disertai kekerasan itu sudah berlangsung sejak bulan November 2020.

AKP Hermanto juga menambahkan bahwa sampai sekarang ada total 25 korban yang sudah melapor.

Baca Juga: 5 Trik Psikologi yang Membuat Siapapun Suka pada Kamu, Perhatikan Bahasa Tubuh Salah Satunya

“Korban yang mengalami kekerasan sebanyak 12 orang, sedangkan korban pelecehan sebanyak 13 orang,” ucap AKP Hermanto.

Tindakan kekerasan yang dilakukan DF tidak hanya menimpa siswa laki-laki, diketahui seorang siswi di sekolah tersebut juga mengalaminya.

Sekolah Taruna Papua di Kelurahan Wonosari Jaya SP4 Timika memiliki siswa dan siswi yang berusia antara 6 tahun sampai 13 tahun.

Baca Juga: Bongkar Kelakuan Askara, Nindy Ayunda: Dia Tetap Bapaknya Anak-Anak

DF diketahui menggunakan sepotong mistar kayu untuk mengancam siswa, dan apabila siswa menolak ajakannya mereka akan dipukul juga dengan seutas tali kabel listrik.

Modus yang digunakan DF yakni, ketiga melakukan tugas malam hari di Sekolah Taruna Papua di Asrama Putra.

DF mengajak satu per satu siswa ke kamar mandi pembina untuk dipaksa melakukan oral seks.

Baca Juga: Ini 5 Hal yang Dapat Merusak Kulit, Konsumsi Makanan Olahan Salah Satunya

Melihat adanya kemungkinan kelainan psikis, Polres Mimika juga melakukan koordinasi dengan ahli kejiwaan untuk memeriksa kondisi DF yang kini sudah meringkuk di sel tahanan.

Di sisi lain, para korban kejahatan DF kini mendapat pendampingan dari petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk mengatasi trauma kejiwaan.

Akibat perbuatannya itu tersangka akan dijerat dengan Pasal 82 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mencapai 20 tahun penjara.

Baca Juga: Masalah Kesehatan hingga Kelelahan Otot, Ini 4 Alasan Orang Kehabisan Nafas Setelah Menaiki Anak Tangga

Hal ini tentu membuat orang tua siswa dan siswi cemas dan mendesak Yayasan Pemberdayaan Masayarakat Amugme Kamoro (YPMAK) agar melakukan evaluasi kepada Yayasan Lokon yang sebagai pengelola Sekolah Asrama Taruna Papua.

Para orang tua menyesalkan kejadian tersebut dan berharap pengelola sekolah dapat menjelaskannya.

“Ini sudah terjadi lama, ada apa? Ataukah memang sengaja ditutupi supaya kami orang tua tidak tahu,” ucap Oktavianus salah satu orang tua siswa.

Baca Juga: Sebabkan Iritasi hingga Tidak Ramah Lingkungan, 5 Alasan Orang Asia tidak Miliki Tisu Toilet di Rumah

Oktavianus juga meminta setidaknya ada penjelasan mengenai kasus tersebut kepada seluruh orang tua siswa.

“Kami meminta YPMAK segera mengevaluasi kinerja Yayasan Lokon karena kasus ini sangat memalukan,” ujarnya.

“Kejadian ini mencoreng wajah pendidikan di Mimika dan juga mempengaruhi kejiwaan anak-anak kami,” sambung Oktavianus.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler