4 Cara Hacker Bisa Gunakan Nomor Telepon untuk Melakukan Penipuan

13 Maret 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi hacker. Simak 4 cara peretas bisa menggunakan nomor teleponmu untuk melakukan penipuan /Pixabay/B_A

PR MAJALENGKA - Di jaman canggih seperti saat ini, para hacker atau peretas dapat menggunakan nomor telepon seseorang untuk melakukan penipuan.

Mungkin kamu pernah mendengar atau mengalami sendiri saat nomor teleponmu tiba-tiba mengirimkan pesan ke beberapa kontak yang tersimpan di daftar kontak handphone, padahal bukan dilakukan oleh sendiri.

Biasanya para pelaku penipuan menggunakan nomor telepon yang sudah diretas, kemudian mengirim pesan yang isinya seolah-olah kamu yang mengirimnya.

Baca Juga: 8 Hacker Indonesia Terkenal Ditakuti Dunia, Diantaranya Rugikan AS 60 Juta Dolar

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Tips and Tricks, ternyata ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh para peretas untuk melakukan penipuan dengan memanfaatkan nomor telepon orang lain, empat di antaranya:

1. Data pribadi

Cara pertama, dan termudah bagi hacker untuk menyalahgunakan nomor telepon kamu adalah mencari tahu lebih banyak detail pribadi tentang korbannya.

Pakar teknologi Burton Kelso mengatakan bahwa, ada beberapa website yang dapat memberi informasi pribadi seseorang kepada siapa pun.

Baca Juga: Banyak Kontroversi, Gaji Selangit Wasit BRI Liga 1 Diantara Negara Asean Lainnya

Sebisa mungkin, kamu tidak mencantumkan nomor telepon di media sosial.

Selain itu, berhati-hati ketika menulis nomor kontak di setiap aplikasi formulir berbasis website, pastikan itu adalah website resmi tempat kamu mendaftar.

Sama halnya ketika hendak mengisi pulsa, sebaiknya kamu isi pulsa melalui ATM, aplikasi pembayaran resmi atau jika memang harus mengisi di konter pulsa, usahakan mengisi dilangganan kamu, jangan pindah-pindah.

Baca Juga: Sejarah Penamaan Gedung Sate Hingga Pasukan Jin Kerap Muncul di Bangunan Peninggalan Hindia Belanda Ini

Jika kamu tidak berhati-hati, maka peretas akan dengan mudahnya mengakses nomor telepon bahkan data-data pentingmu, seperti, alamat rumah, nomor rekening, nama anggota keluarga hingga catatan kriminal milikmu.

Data-data itulah yang mereka olah, dan melakukan kejahatan seperti pemerasan, penguntitan, atau pencurian identitas.

2. Mengalihkan nomor telepon

Setelah mengetahui nomor telepon kamu, maka bisa dipastikan peretas itu juga sudah tahu penyedia layanan atau provider yang kamu gunakan.

Selanjutnya, mereka akan berpura-pura sebagai kamu, menelepon call center provider tersebut, lalu meminta supaya nomor telepon kamu dialihkan ke telepon milik mereka dengan berbagai alasan.

Ketika rencana itu berhasil, para peretas inipun akan mencoba mengakses akun email kamu. Pastinya kamu akan berpikir itu tak mudah, karena peretas tak tahu kata sandi emailmu.

Namun mereka cukup mengklik tombol 'lupa kata sandi'. Tautan setel ulang akan dikirim ke nomor telepon kamu, tetapi karena peretas telah memiliki akses ke nomormu, mereka tetap dapat melihat kodenya.

Baca Juga: Kecamatan Dawuan, Jatiwangi dan Majalengka Berstatus Zona Merah dengan Kasus Aktif di Atas 25

Setelah peretas memiliki akses ke email kamu, mereka akan mudah mendapat akses ke akun lain yang mungkin kamu miliki dari sana, seperti akses ke internet banking.

3. Spoofing

Penipuan dengan cara ini sangat lazim dan sudah banyak korbannya. Setelah meretas nomor telepon kamu, mereka dapat membuatnya tampak seperti kamu menelepon orang tua atau anakmu untuk meminta uang.

Kejahatan tersebut menjadi masalah nyata di negara-negara seperti Inggris dan Belanda, di mana penjahat akan memalsukan nomor telepon untuk menargetkan orang yang tidak menaruh curiga melalui WhatsApp, misalnya.

Baca Juga: Hari Raya Nyepi, Layanan Tarik Tunai ATM di Bali Nonakifkan Mulai Siang Ini Hingga 15 Maret 2021

4. Penipuan pesan teks

Di samping nomor telepon spoofing, smishing atau sms phishing juga sedang meningkat. Kamu mungkin sering mendapat sms dari bank atau dokter, mendesak kamu untuk mengisi beberapa data pribadi, atau membayar mereka sejumlah uang.

Dalam kasus seperti ini, penipu akan berpura-pura menjadi seseorang yang kamu percayai dan mencoba membujukmu agar memberikan informasi pribadi atau detail kartu kredit kamu melalui teks.

Lalu bagaimana melindungi diri dari pelaku peretasan?

a. Gunakan nomor telepon virtual 
Beberapa situs web memang memerlukan nomor telepon untuk mendaftarkan akun Anda.

Namun, pakar privasi digital Ray Wallsh memperingatkan agar berhati-hati dan menyarankan menggunakan nomor virtual sebagai gantinya.

Baca Juga: Prediksi Liga Inggris: Leeds United vs Chelsea, The Blues Incar Kemenangan Ketiga di Elland Road

Nomor virtual mudah dibuat dengan Google Voice atau Burner. Nomor virtual ini akan dialihkan ke nomor telepon kamu yang sebenarnya tanpa harus diketahui oleh peretas.

b. Jangan pernah mengklik tautan

Ketika kamu mendapat SMS dari 'bank' atau 'dokter', jangan sekali-kali mengklik tautan dalam pesan tersebut.

Segera hubungi nomor telepon resmi bank atau kantor dokter umum kamu untuk memastikan apakah mereka benar-benar mengirimi teks tersebut. Kemungkinan besar mereka akan memberitahu kamu bahwa itu scam.

Baca Juga: Tak Mentereng di Liverpool, Barcelona Tertarik Pulangkan Thiago Alcantara

c. Keamanan ekstra

Untuk mencegah peretas mengalihkan nomor teleponmu dengan mudah, bisa dilakukan dengan cara meminta penyedia keamanan tambahan.

Selain itu, bisa juga dengan menyetel kata sandi atau PIN kedua untuk masuk ke akun kamu.***

Editor: Irwan Suherman

Sumber: Tips and Tricks

Tags

Terkini

Terpopuler