Mengenal KH Abdul Halim, Pahlawan Nasional Asal Majalengka

18 Agustus 2023, 09:13 WIB
Mengenal KH Abdul Halim, Pahlawan Nasional Asal Majalengka /

BERITA MAJALENGKA – Tahukah kamu pada KH Abdul Halim seorang pahlawan nasional asal Majalengka?

KH Abdul Halim merupakan tokoh kemerdekaan dan seorang ulama asal Majalengka yang dinobatkan menjadi pahlawan nasional. KH Abdul Halim merupakan pencetus pendidikan di Majalengka.

KH Abdul Halim lahir di Desa Cibolerang Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka, pada tanggal 26 Juni 1887 dan wafat pada 7 Mei 1962.

 

KH Abdul Halim memiliki nama kecil Otong Syatori. Beliau adalah anak dari KH. Muhammad Iskandar yang menurut silsilah masih keturunan Maulana Hasanudin, anak Sunan Gunung Djati.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Tokoh Pahlawan Bangsa untuk Membangkitkan Nasionalisme

Ibu KH Abdul Halim bernama Hj Siti Mutmainah yang merupakan anak dari KH Imam Safari yang juga merupakan keturunan Sunan Gunung Djati.

Sejak kecil, KH Abdul Halim sudah dekat dengan pelajaran ilmu agama karena dibesarkan di lingkungan keluarga pesantren, sehingga ilmu yang dimilikinya cukup dalam.

Di usia 10 tahun, Abdul Halim belajar Al-Quran dan Hadits kepada ulama terkenal dari Ranji Wetan, Majalengka, KH Awar. Dan untuk memajukan pendidikan dan keagamaan di wilayah Majalengka, KH Abdul Halim mengembara ke berbagai pesantren.

Baca Juga: Kata Mutiara Syair Islami, Motivasi Hidup Agar Setia Kepada Cinta Sejatinya, Bisa juga untuk Merayu Pasangan

Selain itu, KH Abdul Halim pun menyempatkan diri untuk mempelajari Bahasa Belanda dari Van Hoeven, seorang pendeta dan missionaris di Cideres Majalengka.

Kegemarannya akan ilmu, membawanya hingga Mekah untuk menuntut ilmu-ilmu keislaman di sana. Di Mekah, Abdul Halim berguru kepada Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang merupakan seorang ulama asal Indonesia yang menetap di Mekkah dan menjadi ulama besar sekaligus menjadi imam Masjidil Haram.

Setelah kembali dari Mekkah pada tahun 1911, KH Abdul Halim mendirikan lembaga pendidikan Majelis Ilmi untuk mendidik santri-santri di daerah tersebut. Setahun kemudian mendirikan organisasi yang tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan saja, tapi juga ekonomi yang bernama Hayatul Qulub.

Baca Juga: Resep Salad yang Nyaris 100% Lokal Ala Sarah Candra, Istri Gitaris SO7 Mengkreasikan Kenikir

Pada tahun 1915, pemerintah Hindia Belanda membubarkan Hayatul Qulub karena dituduh ikut terlibat dalam peristiwa penjarahan toko-toko milik keturunan Tionghoa di Majalengka. Namun, semangat Abdul Halim tidak pernah surut, sehingga didirikanlah Jam’iyah al-I’anat al-Muta’alimin atau Perkumpulan pertolongan untuk Pelajar.

Ketua Sarekat Islam HOS Tjokroaminoto mendengar semangatnya dan memberi dukungan terhadap lembaga pendidikan tersebut, yang akhirnya dikembangkan dan diubah namanya menjadi Persjarikatan Oelama atau Perserikatan Ulama.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ingatkan Tantangan di Era Disrupsi yang Semakin Cepat

Meski KH Abdul Halim telah aktif di berbagai organisasi, pendidikan tetap menjadi yang utama. KH Abdul Halim mendirikan sekolah keterampilan yang bernama Santi Asromo pada tahun 1932 yang mana tak hanya pendidikan agama dan umum yang diberikan kepada peserta didiknya, melainkan dibekali pula keterampilan yang disesuaikan dengan bakat dan minat mereka.

Pada saat pendudukan Jepang pada Mei 1945, KH Abdul Halim diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Inilah Lirik dan Terjemahan Lagu “Rungkad” Yang Dinyanyikan oleh Putri Ariani Pada HUT Ke-78 RI

Saat masa Agresi Militer Belanda, ia turut berperan aktif dalam membantu pendistribusian logistik kepada para pejuang Indonesia. Pada saat itu, Majalengka merupakan wilayah yang dikuasai Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo, KH Abdul Halim sebagai ulama yang berwawasan kebangsaan dan persatuan menentang keras gerakan tersebut.

KH Abdul Halim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI dan namanya diabadikan menjadi nama jalan protokol di Majalengka atas jasa-jasanya.

Warisan KH Abdul Halim yang masih bertahan hingga kini adalah Organisasi Persatuan Umat Islam (PUI).***

Editor: Rosma Nur Riana

Tags

Terkini

Terpopuler