Mengenai waktu Lailatul Qadar jika merujuk keterangan Al-Quran terbentang dari malam, ba’da isya sampai menjelang fajar. Maka, jika ingin mendapatkan kesempatan luas Lailatul Qadar adalah jangan meninggalkan malamnya khususnya di 10 malam terakhir Ramadhan.
Manfaatkan di sela-sela waktu tersebut untuk bangun dan beribadah, khususnya di ujung-ujung akhir itu seperti jam 2, jam 3, atau jam 4 sesuai waktu shubuhnya masing-masing.
Di 10 hari terakhir Ramadhan usahakan untuk bangun lalu beribadah, walaupun hanya lima menit saja.
Adapun tanda Lailatul Qadar yang tersebar dalam hadits-hadits Nabi SAW khususnya hadits riwayat Muslim, tidak memberikan tanda di awal (waktu menjelangnya) tapi lebih kepada tanda di akhir.
Nabi SAW pernah bermimpi ditampakkan Lailatul Qadar oleh Allah SWT, Nabi sedang dalam keadaan shalat dan ketika salam tampak lumpur di keningnya.
Ketika Nabi SAW bangun, Allah SWT membuat Nabi lupa tentang waktunya, tapi tandanya masih nampak.
Keesokan harinya ketika Nabi SAW shalat shubuh bersama para sahabat, begitu salam terlihat ada lumpur di keningnya Nabi SAW, maka para sahabat baru menyadari bahwa tadi malam adalah Lailatul Qadar.
Berdasarkan hal inilah ada yang mengambil kesimpulan bahwa Al-Qadar ditandai dengan hujan sebelumnya, tapi sebenarnya tidak ada narasi seperti itu, karena kebanyakan adalah narasi setelahnya.