Ketika muslim merayakan Valentine’s Days, mereka tidak ada bedanya dengan orang-orang non-Islam, dan mereka lupa bahwa ini bukankah bagian dari perayaan mereka. Bahkan, ini adalah perayaan yang menyesatkan.
Valentine’s Day berasal dari sebuah perayaan romawi yang disebut dengan perayaan Lupercalia yang biasa dirayakan pada tanggal 13 sampai 18 Februari, di mana tanggal 13 dan 14 dikhususkan bagi Dewi Kesuburan, Juno Februata.
Ketika mereka merayakan Lupercalia, mereka juga merayakan Dewa Kesuburan yang digambarkan bahwa kakinya adalah kambing, kepalanya kambing dan berbadan manusia.
Mereka merayakan hal ini dengan cara mengumpulkan seluruh laki-laki dan perempuan, kemudian perempuan-perempuan menuliskan nama-namanya, lalu dimasukkan ke dalam gentong yang tersedia, kemudian diundi.
Laki-laki akan mengambil nama perempuan tersebut, kemudian membaca nama yang didapatkan. Maka, nama tersebut akan menemaninya dalam satu malam.
Pada tahun 496, Paus Gelasius tidak bisa menahan perayaan Lupercalia yang sudah biasa dirayakan oleh orang-orang Romawi. Maka, dia meresmikan sebagai perayaan gereja.
Namun pada tahun 1969, perayaan ini dianulir oleh gereja dan dianggap bukan bagian dari tradisi gereja, karena mereka menyadari buruknya perayaan ini.
Sampai saat ini, Valentine’s Day yang diperingati tanggal 14 Februari populer dibeberapa negara, seperti Amerika, Inggris dan negara-negara lainnya.