Ada Lebaran Anak Yatim di Bulan Muharram, Simak Waktu dan Dalil Tentang Menyantuni Anak Yatim

- 21 Juli 2022, 15:10 WIB
Ilustrasi santunan anak yatim
Ilustrasi santunan anak yatim /Dompet Dhuafa

BERITA MAJALENGKA - Banyak keistimewaan di bulan Muharram, selain melakukan ritual-ritual ibadah tertentu juga terdapat momen lebaran anak yatim.

Lebaran anak yatim di bulan Muharram jatuh pada tanggal 10 Muharram.

Pada saat itu, banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.

Setiap 10 Muharram atau 10 Syura menjadi momentum yang dianjurkan untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, dan beliau akan lebih menyayangi lagi ketika tiba tanggal 10 Muharram.

Baca Juga: Siapa Ranil Wickremesinghe? Berikut Profil Presiden Baru Sri Lanka

Idul Yatama (Hari Raya anak yatim/lebaran anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim.

Banyak sekali keutamaan menyantuni dan menyayangi anak yatim, hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah SAW sepanjang hidupnya.

Sebagai umat Islam sudah semestinya meniru apa saja yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, salah satunya adalah menyantuni anak yatim.

Rasulullah SAW juga merupakan seorang yang dilahirkan tanpa tahu wajah ayahnya, sebab sang ayah wafat saat ia masih dalam kandungan ibunya.

Begitupun ibunya wafat ketika Rasulullah SAW berusia enam tahun, usia di mana seorang anak masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu.

Baca Juga: Profil dan Biodata AKP Rita Yuliana, Polwan yang Dikaitkan dengan Irjen Ferdy Sambo

Adapun dalil tentang menyantuni anak yatim terdapat QS Al-Baqarah ayat 177:

“Bukanlah sebuah kebaikan itu kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur ataupun barat. Tetapi kebaikan itu adalah siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, para malaikat, kitab (suci), dan para nabi. Serta, (kebaikan itu adalah) menyedekahkan harta yang dicintainya kepada kerabat dekat, anak-anak yatim, orang-orang miskin mereka yang berjalan di jalan Allah, mereka yang meminta-minta dan para hamba sahaya. Dan (kebaikan itu adalah) mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta menunaikan janji yang ia buat. (Kebaikan itu juga adalah) menjadi orang sabar di saat kesulitan, ada marabahaya, serta .… Mereka itulah orang-orang yang beriman dan mereka itulah orang yang bertakwa.”

Jelaslah, bahwa Allah SWT pun senang kepada hamba-Nya yang selalu menebar kebaikan, salah satunya berbuat baik kepada anak yatim.

Bersedekah kepada anak yatim, menyantuni dan merawat anak yatim merupakan salah satu syari’at yang harus dilaksanakan karena terdapat dalam Al-Qur’an dan juga selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Namun, menyantuni anak yatim tidak harus selalu terikat oleh momentum 10 Muharram, karena berbuat baik tidak terikat oleh hari atau tempat tertentu.

Baca Juga: Profil Yuzuru Hanyu, Pangeran Ice Skating yang Resmi Pensiun

Di luar momentum lebaran anak yatim pun seharusnya sebagai umat Islam selalu melakukan kebaikan kepada siapa saja termasuk anak yatim.***

Editor: Rina Rahadian Susana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah