Etika Pentakwil Mimpi dan yang Bermimpi, Simak Penjelasannya Mimpi Menurut Islam

27 Januari 2022, 12:53 WIB
Etika Pentakwil Mimpi dan yang Bermimpi, Simak Penjelasannya Mimpi Menurut Islam /pixabay @Ijcor/

BERITA MAJALENGKA- Artikel ini membahas mengenai etika pentakwil mimpi dan yang beermimpi,  dalam penjelasannya mimpi menurut Islam, mimpi terbagi dua,

mimpi yang benar dan yang batil. Mimpi yang benar ialah yang dialami manusia tatkala kondisi psikologisnya seimbang dan keadaan cuaca sedang seperti ditandai oleh bergoyangnya pepohonan hingga berjatuhannya dedaunan.

Mimpi yang benar tidak didahului dengan adanya pikiran dan keinginan akan sesuatu yang kemudian muncul dalam mimpi. Kebenaran mimpi juga tidak ternodai oleh peristiwa junub dan haid. Adapun mimpi yang batil ialah yang ditimbulkan oleh bisikan nafsu, keinginan, dan hasrat.

Mimpi demikian tidak dapat ditakwilkan. Demikian pula mimpi “basah” dan mimpi lain yang mewajibkan mandi dikategorikan sebagai mimpi yang batil karena tidak mengandung makna. Sama halnya dengan mimpi yang menakutkan dan menyedihkan karena berasal dari setan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius Hari Ini Minggu 23 Januari 2022, Umum: Akan Menerima Kabar Baik yang Tidak Terduga

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicarana itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.” (al-Mujaadilah: 10).

Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan lima perbuatan. Yaitu, mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, bangun dan shalat, dan tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.Baca Juga: Rayakan Imlek 2022, Simak Kumpulan Twibbon dan Ucapan Imlek Bahasa Inggris 2022

Ustadz Abu Sa’ad berkata, “Pelaku mimpi hendaknya memelihara etika yang perlu dipegang teguh dan memiliki batasan-batasan yang selayaknya tidak dilampaui.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Hari Ini Minggu 23 Januari 2022, Cinta: Tetap Berhati-hati Saat Mengejar Hubungan Baru!

Demikian pula halnya dengan pentakwil.” Etika pelaku mimpi ialah, pertama, dia tidak menceritakan mimpi nya kepada orang yang hasud sebagaimana dikatakan Ya’kub kepada Yusuf,

“Ayahnya berkata, ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar untuk membinasakanmu.’” (Yusuf: 5).

Kedua, jangan menceritakan mimpinya kepada orang yang bodoh. Nabi saw. bersabda, “Janganlah kamu menceritakan mimpimu kecuali kepada orang yang dicintai atau kepada orang yang pandai.”

Ketiga, janganlah menceritakan mimpi kecuali secara rahasia karena dia pun melihatnya secara rahasia pula. Jangan menceritakannya kepada anak-anak dan wanita.

Baca Juga: Lirik dan Terjemah Lagu ‘Boca’  Hold up I’m A Geek The Big Paradox - Dreamcatcher

Sebaiknya mimpi itu diceritakan menjelang awal tahun dan pada pagi hari, bukan sesudah keduanya lewat.

Adapun etika pentakwil ialah sebagai berikut. Pertama, jika saudaranya menceritakan mimpi kepadanya, maka katakanlah, “Aku kira mimpi itu baik.”

Kedua, hendaknya menakwilkan mimpi dengan cara yang paling baik. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, “Mimpi akan terjadi sebagaimana ia ditakwilkan.”

Juga diriwayatkan bahwa beliau bersabda, “Mimpi itu bagaikan kaki yang menggantung selama belum diungkapkan. Jika telah diungkapkan, maka terjadilah.” Demikian yang disebut dalam as-Silsilah ash-Shahihah.

Ketiga, menyimak mimpi dengan baik, kemudian menjawab si penanya dengan jawaban yang mudah dipahami.

Baca Juga: Lirik dan Terjemah Lagu ‘Boca’  Hold up I’m A Geek The Big Paradox - Dreamcatcher

Keempat, jangan tergesa-gesa menakwilkan mimpi. Lakukanlah dengan hati-hati.

Kelima, menyembunyikan mimpi dan tidak menyebarkannya sebab ia merupakan amanat. Jangan menakwilkan mimpi ketika matahari terbit, ketika tergelincir, dan ketika terbenam.

Keenam, memperlakukan pelaku mimpi secara berbeda. Janganlah menakwilkan mimpi raja seperti menakwilkan mimpi rakyat, sebab mimpi itu berbeda karena perbedaan kondisi pelakunya.

Ketujuh, merenungkan mimpi yang dikemukakan kepadanya. Jika mimpi itu baik, maka takwilkanlah dan sampaikanlah kabar gembira kepada pelakunya sebelum mimpi itu ditakwilkan. Jika mimpi itu buruk, maka janganlah menakwillkannya atau takwilkanlah bagian mimpi yang takwilnya paling baik.

Baca Juga: 5 Film Korea Terbaik yang Dibintangi Park Shin Hye Wajib Ditonton

Jika sebagian mimpi itu merupakan kebaikan dan sebagian lagi keburukan, maka bandingkanlah keduanya, lalu ambillah mimpi yang paling tepat dan paling kuat pokoknya.

Jika pentakwil mengalami kesulitan, bertanyalah kepada pelaku mimpi ihwal namanya, lalu takwilkannya berdasarkan namanya itu.

Paparan singkat ini cukup kaya bagi orang yang mau merenungkannya dan mencermati maknanya. Kalaulah kami memaparkannya secara panjang lebar, niscaya menimbulkan kebosanan dan kejemuan.

Kami berharap kepada Allah Ta’ala kiranya Artikel ini bermanfaat bagi kita dan kiranya Dia melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, perut yang tidak pernah kenyang, nafsu yang tidak mau tunduk, doa yang tidak diterima, tabiat yang menyeret kepada ketamakan, dan ketamakan yang tidak pernah berakhir.

Sesungguhnya Allah Ta’ala Mahakuasa atas segala yang dikehendaki Nya, serta Maha melakukan apa yang dituju-Nya. Cukuplah bagiku Allah. Dialah sebaik-baik Pelindung.***

Editor: Zalfah Alin Syarif

Tags

Terkini

Terpopuler