“Meningkatkan kesadaran situasional dari ancaman di Laut Cina Selatan,” ujar Austin.
Pada dasarnya ketegangan di Laut China Selatan terjadi dikarenakan laut tersebut kaya akan sumber daya alam yang berhasil dideteksi Tiongkok setelah mengirim ratusan kapalnya bulan lalu ke Whitsun Reef.
Whitsun Reef sendiri berada di Kepulauan Spratly di mana wilayah tersebut diklaim beberapa negara diantaranya Tiongkok dan Filipina.
Baca Juga: 4 Kontroversi yang Menimpa Kim Jung Hyun, Tim Produksi hingga Agensi Ungkap Kelakuan sang Aktor
Tiongkok yang mengklaim hampir seluruh laut telah menolak permohonan yang disampaikan Filipina untuk menarik kapalnya.
Filipina berpendapat Tiongkok sudah memasuki zona ekonomi eksklusifnya secara tidak sah, sementara Tiongkok berdalih itu adalah kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.
Melihat memanasnya keadaan tersebut, Amerika Serikat mengingatkan Tiongkok bahwa Washington memiliki kewajiban kepada Filipina jika terjadi serangan di perairan tersebut.
Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Inggris: Tottenham vs Man Utd, Solskjaer Akui Butuh Sosok Edinson Cavani
“Serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum atau pesawat terbang di Pasifik, termasuk di Laut Cina Selatan, akan memicu kewajiban kami berdasarkan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri Ned.***