Namun, kejadian aneh pun terjadi saat Ayu, Nur, Widya, Bima, Wahyu, dan Anton ingin mengerjakan proker sinden karena warga berjatuhan sakit dan tidak ada yang membantu mereka untuk merealisasikan proker tersebut.
Seperti dicertitakan oleh SimpleMan di kisah KKN di Desa Penari versi Widya :
23 Hari, sudah dilalui, setiap hari, perasaan Widya semakin tidak enak, dimulai dari satu persatu warga yang membantu prokernya mulai tidak datang satu persatu, kabarnya mereka jatuh sakit, anehnya, itu terjadi di proker kelompok mereka, yang berurusan dengan Sinden.
Pernah suatu hari, Widya mendengar secara tidak langsung, kalau ini semua karena Sindenya mengandung kutukan, tapi pak Prabu bersihkeras itu mitos, takhayul, sesuatu yang membuat warga desanya ketinggalan jaman.
Namun, satu kali, Widya pernah di kasih tahu warga, bila Sinden ini ada yang jaga. Katanya, Sinden ini dulu, sering digunakan untuk mandi oleh dia. Dia yang di bicarakan ini, tidak pernah disebut warga, namun yang mencurigakan dari kasus ini adalah, nama Sinden ini, adalah Sinden kembar.
Sinden kembar. Widya selalu mengulangi kalimat itu.
Sinden kembar, membuat Widya semakin penasaran.
Alasan kenapa pak Prabu memasukkan ini menjadi proker adalah, agar air sungai dapat dialirkan ke Sinden ini, sehingga warga tidak perlu lagi jauh-jauh mengambil air ke sungai yang tanahnya terjal, namun, seperti ada yang ganjil.
Malam itu, Ayu mengumpulkan semua anak, perihal masalah yang mereka hadapi, hampir setengah warga yang membantu proker mereka tidak mau melanjutkan pekerjaanya. Alasanya bermacam-macam, sibuk berkebun sampai badanya sakit semua.
Demikian ulasan mengenai warga di KKN di Desa Penari berjatuhan sakit ketika mau membantu widya dengan proker sinden.***