Filsafat Cinta, Fahrudin Faiz : Jadilah Orang Jahat Terlebih Dahulu Sebelum Menjadi Baik

21 Juli 2022, 14:38 WIB
Ilustrasi / Filsafat Cinta, Fahrudin Faiz : Jadilah Orang Jahat Terlebih Dahulu Sebelum Menjadi Baik / Instagram @dr_Fahrudin_Faiz/

BERITA MAJALENGKA - Dalam salah satu edisi ceramah Fahrudin Faiz tentang filsafat cinta, terdapat kesan jika kita perlu menjadi orang jahat terlebih dulu sebelum menjadi baik.

Hal baik dan buruk memang menjadi PR besar bagi kehidupan manusia. Di dalam filsafat cinta, perkara tentang baik dan buruk dibahas dalam edisi moralitas dan etika.

Namun seringkali cinta mengaburkan batas antara hal yang baik dan jahat. Orang bisa jahat dengan heroik dan bisa menjadi baik serta lugu gara-gara cinta.

Baca Juga: 5 Keajaiban dari Birrul Walidain, Salah Satunya Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah

Fahrudin Faiz mengutip salah satu tokoh filsafat Perancis: Di dalam cinta, satu tambah satu sama dengan satu.

“Artinya apa? cinta akan melebur. Karena masing-masing orang yang mencintai mestinya saling menyatu satu sama lain, ucap Fahrudin Faiz sebagaimana yang dikutip Berita Majalengka dari Portal Sulut pada Kamis, 21 Juli 2022.

Dalam ceramah tersebut, orang bisa saling mencintai jika punya musuh yang sama. Karena jika tanpa musuh bersama, maka dua sejoli itu akan saling memusuhi.

Baca Juga: Bingung Mencari Twibbon Hari Kejaksaan RI Dimana? Berikut Ini Link Downloadnya, Cocok Untuk Media Sosial Anda

Karena itulah sebuah cinta yang tampak agung luar biasa dan suci adalah cinta yang punya musuh bersama. Seperti halnya Romeo Juliet atau Layla Majnun.

Bahkan suatu keinginan untuk mencapai kebaikan tak masuk akal. Di bumi dan di zaman ini, perkara baik dan buruk sebenarnya tak dapat bisa dilepaskan.

Jadi ternyata, di dalam banyak kesempatan, untuk menjadi orang baik kita harus jahat terlebih dahulu, kata Fahrudin Faiz sebagaimana dikutip dari Youtube Sinau filsafat.

Baca Juga: Sejarah Singkat Ditetapkannya Tahun Hijriyah dan Keutamaan Bulan Muharram

Karena baik dan jahat halnya itu seperti dua keping mata uang yang tak bisa dipisahkan.

Fahrudin Faiz mengutip kembali surat tokoh filsafat Perancis kepada pacarnya dengan membacakan kalimat pembuka surat, Malam ini aku mencintaimu dengan cara yang belum engkau ketahui.

“Aku telah menundukkan cintaku padamu dan mengubah cintaku padamu sebagai unsur yang membentuk diriku" lanjut Fahrudin Faiz menirukan.

Baca Juga: 7 Peristiwa Penting Bulan Muharram, Salah Satunya Ada yang Terjadi Sejak Nabi Adam

Ada satu kalimat yang menarik bagi penceramah bergenre filsafat tersebut, yaitu saat surat itu menyatakan jika kita hanya bisa mencintai tatkala perhatian kita diberikan kepada yang lain.

Kata-kata dalam filsafat memang penuh dengan jebakan makna, seperti teka-teki, seperti menelusuri sebuah labirin pikiran.

Musim gugur, aku mencintaimu dengan jendela terbuka Cintaku mengubah segala sesuatu di sekelilingku dan segala sesuatu mengubah cintaku, tutup surat tersebut.

Baca Juga: Jangan Tidur di Waktu Ini Jika Ingin Rezekimu Lancar

Zaman sekarang ini, kita memang lebih cenderung menyukai dan mendengarkan ego dalam diri ketimbang suara dari orang lain.

Kita didominasi perasaan untuk menolak dan mendengarkan orang lain dengan pendapat yang tak mendukung ego pribadi kita.

Lebih baik kita mati sambil berdiri daripada hidup sambil berlutut, pungkasnya.

Penceramah filsafat itu menyampaikan, jika manusia harus hidup di atas kakinya sendiri, daripada bertekuk lutut karena ditaklukkan hal yang lain.

Dalam hal inilah, menjadi orang jahat merupakan prasyarat sebelum seseorang menjadi lebih baik. Lalu di dalam cinta, batas antara yang baik dan jahat itu dapat setipis lubang jarum.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Portal Sulut

Tags

Terkini

Terpopuler